sebercanda itu (3)

Ah lagi lagi..
Rasa move on saya hampir 80% tiba tiba saja.
Pagi itu.. saya mengantarkan ibu kepasar
Karena cuma sebentar jadi saya disuruh menunggu diluar tidak ikut masuk.
Saya diam duduk di sepeda. Tiba-tiba ada bapak bapak datang. Mungkin lagi menunggu istrinya belanja..

Tak lama kemudian bapak itu tiba tiba berbicara kepada saya.
"Sekolah dimana dek?"
Saya disitu langsung menjawab
"Saya sudah lulus pak"
"Sma dimana? Apa smk?" Tanya bapak itu lagi.
"Di pondok pak"
"Pondok mana?"
"Raci bangil"
"Ohh dalwa yaa.. iya iya" sepertinya bapak bapak itu tau tentabg pondok saya. Dan terlihat dari heboh nya jawabannya sepertinya dia mempunyai kenalan atau apapun disitu.
"Bapak juga punya ponakan disana. Di dalwa 3 orng Kalimantan" cerita bapak itu kemudian.
"Wah jauh banget pak"
"Iyaa saya juga bukan asli orang sini"
"Oh gituu " Jawab saya sekenanya
Saya bingung hening. Tidak ada pembahasan..
Saya inisiatif bertanya.
"Bapak sekarang tinggal dimana?"
Dan kamu tau. Jawaban beliau membuat saya benar benar ah
"Mojo"
Deg.
"Oh mojo ya pak. Saya dulu punya temen orang situ" ucap saya tapi dari hati saya seakan akan ah tidak akan kenal orang ini dengan kamu. Kan mojo luas.
"Oiya siapa namanya"
"Firda" jawab saya menyebut kan nama adikmu.
"Oh kamu temannya firdaa. Dia itu tetangga ku udah kaya sodara sendiri"

Ahhhh hancur sudah hancurrr pertahanan yang kubuat selama ini..

"Abang nya loh juga dulu mondok di dalwa. Tapi sekarang udah pindah"

Dahlah mo meninggal.

Takdir memang selucu itu.
Saat kita menginginkan untuk benar benar menjauhi seseorang dan melupakan semua tentang nya.
Tiba tiba saja datang seseorang yang menguji kita untuk tidak boleh melupakannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

halu (5)

sedikit tentang hari ini . (2)

bertemu setelah 3 tahun berlalu... (6)